Pertemuan 3
UNSUR
PENTING PETA
Skala
Peta
Skala peta adalah angka yang menunjukan perbandingan
jarak di peta (gambar) dengan jarak yang sebenarnya di permukaan bumi.
Misalnya, dalam peta tercantum skala 1:7.000.000 berarti tiap-tiap jarak 1 cm
di peta, sama dengan jarak 7.000.000 cm di lapangan. Pada setiap peta harus
dicantumkan skalanya agar setiap orang dapat mengetahui pengecilannya sampai
berapa kali.
1. Dalam
kartografi (ilmu yang mempelajari tentang perpetaan) skala dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu sebagai berkut :
a. Skala
pecahan (numeric scale), yaitu skala yang menunjukkan perbandingan antara jarak
di peta dan jarak yang sebenarnya di lapangan, yang dinyatakan dengan angka
pecahan.
Contoh :
Penulisan 1:100.000 untuk perbandingan 1 satuan di peta mewakili 100.000 satuan
pada keadaan sebenarnya. Contoh Negara yang menggunakan system ini adalah
Indonesia.
b. Skala Inci
(verbal scale), yaitu skala yang menunjukkan jarak inci di peta sesuai dengan
sejumlah mil di lapangan.
Contoh : 1 inci
= 4 mil. Artinya 1 inci dalam peta = 4 mil dilapangan. Contoh Negara yang
menggunakan system ini adalah Amerika.
c. Skala grafik
(graphic scale), yaitu skala yang ditunjukan dengan garis lurus, yang
dibagi-bagi dalam bagian yang sama. Setiap bagian menunjukkan acuan panjang
yang sama pula.
Contoh :
1 cm = 1,8 km
5 cm = 9 km
2. Cara
menentukan skala
Bagamana kalau
dalam sebuah peta tidak ada skalanya? Peta tersebut dapat ditentukan dengan
berbagai cara, misalnya sebagi berikut.
a. Membandingkannya
titik-titik di peta dengan titik-titik di lapangan.
Contoh : jarak
A-B di peta = 10 cm, lalu jarak A-B di lapangan diukur, ternyata jaraknya 10
kilometer. Jadi, skala10 cm : 1.000.000 cm atau 1 : 100.000
b.
Membandingkannya dengan peta lain atau potret udara yang sudah ada skalanya
untuk kenampakan yang sama.
Misalnya :
jarak A-B = 10 cm, tetapi skalanya tidak ada. Lalu, kita bandingkan dengan
jarak A-B pada peta lain berskala 1: 50.000. ternyata jarak A-B = 20 cm.
10 x X = 20 x 50.000
10 x X = 1.000.000
X =
Jadi, skala
peta adalah 1 : 100.000
c.
Memperhitungkan selisih derajat lintang atau bujur.
Kita telah
mengetahui bahwa 10 = 111 km
Hal ini berarti
600 = 111 km
Misalkan jarak
A-B pada peta = 10 cm, maka jarak sebenarnya adalah 400 22’ - 400
20’. Padahal 10 = 60’ = 111 km2’ = 2/60 x 111 km = 3,7 km,
berarti 10 cm di peta sama dengan 370.000 cm di lapangan sehingga skalanya 1 :
370.000/10 = 1 : 37.000.
Proyeksi Peta
Bentuk permukaan bumi yang seperti permukaan bola
jika digambarkan pada kertas/ bidang datar pasti akan mengalami
kesalahan-kesalahan. Untuk menghindari atau memperkecil kesalahan, maka
dipilihlah cara penggambaran dengan proyeksi. Yang disebut proyeksi peta adalah
cara pemindahan lintang/bujur pada lengkungan permukaan bumi ke bidang
datar. Agar peta dapat berfungsi dengan baik, tiga persyaratan pokok
berikut harus dipenuhi dalam memilih jenis proyeksi :
a. Conform
: berarti berbentuk bidang daerah, pulau, benua yang digambar
pada peta harus sesuai dengan bentuk aslinya di alam.
b. Equivalent : Berarti
daerah-daerah atau bidang-bidang yang digambarkan
harus sama luas dengan apa yang terdapat di lapangan.
c. Ekuidistant : berarti jarak-jarak
yang digambarkan peta tepat perbandingannya
dengan keadaan jarak-jarak sesungguhnya.
Berdasarkan proyeksinya, peta digolongkan atas 4 golongan, yaitu proyeksi
zenithal (azimuthal), proyeksi silinder (cylindris), proyeksi kerucut (conic),
dan proyeksi unik (unique).
a. Proyeksi zenithal adalah
bidang proyeksi berupa bidang datar yang menyingung bola pada kutub, ekuator
atau di sembarang tempat yang terletak antara ekuator dan kutub. Proyeksi ini
paling baik untuk menggambarkan daerah disekitar ekuator.
b. Proyeksi silinder adalah
semua pararel merupakan garis horizontal dan semua meridian berupa garis lurus
vertical. Proyeksi ini paling tepat menggambarkan daerah ekuator sebab kearah
kutub terjadi pemanjangan garis (pemekaran)
Keuntungan
proyeksi silinder : yaitu tempat-tempat yang pararelnya sama terletak pada satu
garis lurus.Pararel dan meridian sering dapat di hapuskan dan hanya diberi
angka pada bagian tepi bingkai gambar hasil proyeksi.
c.
Proyeksi
kerucut diperoleh dengan memproyeksikan globe pada kerucut yang menyinggung
atau memotong globe kemudian dibuka, sehingga bentangannya ditentukan oleh
sudut puncaknya. Proyeksi ini paling tepat untuk menggambarkan daerah-daerah di
lintang 450.
d. Proyeksi unik adalah suatu
cara memproyeksikan bumi yang lengkung menuju bidang datar dari hasil
pengembangan para ahli.
Beberapa
contoh proyeksi Unik adalah
a.
Proyeksi
homolografik Mollweide. Dikembangkan oleh Karl.B. Mollweide pada tahun 1805.
b.
Proyeksi
Homolosin Goode.
Dikembangkan
oleh Dr. Paul Goode pada tahun 1923.
c.
Proyeksi
Eckart IV.
Dikembangkan
oleh Prof. Max Eckart.
Daftar
Pustaka
Endrawan,
Totok. 2011. Skala Peta dan Proyeksi Peta. Dalam web
https://geografitok.blogspot.com/2011/12/skala-peta-dan-proyeksi-peta.html.
Diakses pada tanggal 5 Februari 2019 pukul 23.35 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar