Kamis, 16 Mei 2019

UNSUR PENTING PETA


Pertemuan 3

UNSUR PENTING PETA

Skala Peta



Skala peta adalah angka yang menunjukan perbandingan jarak di peta (gambar) dengan jarak yang sebenarnya di permukaan bumi. Misalnya, dalam peta tercantum skala 1:7.000.000 berarti tiap-tiap jarak 1 cm di peta, sama dengan jarak 7.000.000 cm di lapangan. Pada setiap peta harus dicantumkan skalanya agar setiap orang dapat mengetahui pengecilannya sampai berapa kali.

  1. Dalam kartografi (ilmu yang mempelajari tentang perpetaan) skala dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berkut :

a. Skala pecahan (numeric scale), yaitu skala yang menunjukkan perbandingan antara jarak di peta dan jarak yang sebenarnya di lapangan, yang dinyatakan dengan angka pecahan.

Contoh : Penulisan 1:100.000 untuk perbandingan 1 satuan di peta mewakili 100.000 satuan pada keadaan sebenarnya. Contoh Negara yang menggunakan system ini adalah Indonesia.

b. Skala Inci (verbal scale), yaitu skala yang menunjukkan jarak inci di peta sesuai dengan sejumlah mil di lapangan.

Contoh : 1 inci = 4 mil. Artinya 1 inci dalam peta = 4 mil dilapangan. Contoh Negara yang menggunakan system ini adalah Amerika.

c. Skala grafik (graphic scale), yaitu skala yang ditunjukan dengan garis lurus, yang dibagi-bagi dalam bagian yang sama. Setiap bagian menunjukkan acuan panjang yang sama pula.

     Contoh :

                              1 cm = 1,8 km

                              5 cm = 9 km



2. Cara menentukan skala

Bagamana kalau dalam sebuah peta tidak ada skalanya? Peta tersebut dapat ditentukan dengan berbagai cara, misalnya sebagi berikut.

a. Membandingkannya titik-titik di peta dengan titik-titik di lapangan.

Contoh : jarak A-B di peta = 10 cm, lalu jarak A-B di lapangan diukur, ternyata jaraknya 10 kilometer. Jadi, skala10 cm : 1.000.000 cm atau   1 : 100.000



b. Membandingkannya dengan peta lain atau potret udara yang sudah ada skalanya untuk kenampakan yang sama.

Misalnya : jarak A-B = 10 cm, tetapi skalanya tidak ada. Lalu, kita bandingkan dengan jarak A-B pada peta lain berskala 1: 50.000. ternyata jarak A-B = 20 cm.

      10 x X = 20 x 50.000

      10 x X = 1.000.000

              X =

Jadi, skala peta adalah 1 : 100.000



c. Memperhitungkan selisih derajat lintang atau bujur.

Kita telah mengetahui bahwa 10 = 111 km

Hal ini berarti 600 = 111 km

Misalkan jarak A-B pada peta = 10 cm, maka jarak sebenarnya adalah 400 22’ - 400 20’. Padahal 10 = 60’ = 111 km2’ = 2/60 x 111 km = 3,7 km, berarti 10 cm di peta sama dengan 370.000 cm di lapangan sehingga skalanya 1 : 370.000/10 = 1 : 37.000.

Proyeksi Peta

Bentuk permukaan bumi yang seperti permukaan bola jika digambarkan pada kertas/ bidang datar pasti akan mengalami kesalahan-kesalahan. Untuk menghindari atau memperkecil kesalahan, maka dipilihlah cara penggambaran dengan proyeksi. Yang disebut proyeksi peta adalah cara pemindahan lintang/bujur pada lengkungan permukaan bumi ke bidang datar.  Agar peta dapat berfungsi dengan baik, tiga persyaratan pokok berikut harus dipenuhi dalam memilih jenis proyeksi :

     a.    Conform     : berarti berbentuk bidang daerah, pulau, benua yang digambar

                          pada peta harus sesuai dengan bentuk aslinya di alam.

     b.    Equivalent  : Berarti daerah-daerah atau bidang-bidang yang digambarkan

                          harus sama luas dengan apa yang terdapat di lapangan.

     c.    Ekuidistant : berarti jarak-jarak yang digambarkan peta tepat perbandingannya

                          dengan keadaan jarak-jarak sesungguhnya.

            Berdasarkan proyeksinya, peta digolongkan atas 4 golongan, yaitu proyeksi zenithal (azimuthal), proyeksi silinder (cylindris), proyeksi kerucut (conic), dan proyeksi unik (unique).

a.    Proyeksi zenithal adalah bidang proyeksi berupa bidang datar yang menyingung bola pada kutub, ekuator atau di sembarang tempat yang terletak antara ekuator dan kutub. Proyeksi ini paling baik untuk menggambarkan daerah disekitar ekuator.

b.    Proyeksi silinder adalah semua pararel merupakan garis horizontal dan semua meridian berupa garis lurus vertical. Proyeksi ini paling tepat menggambarkan daerah ekuator sebab kearah kutub terjadi pemanjangan garis (pemekaran) Keuntungan proyeksi silinder : yaitu tempat-tempat yang pararelnya sama terletak pada satu garis lurus.Pararel dan meridian sering dapat di hapuskan dan hanya diberi angka pada bagian tepi bingkai gambar hasil proyeksi.

      c.      Proyeksi kerucut diperoleh dengan memproyeksikan globe pada kerucut yang menyinggung atau memotong globe kemudian dibuka, sehingga bentangannya ditentukan oleh sudut puncaknya. Proyeksi ini paling tepat untuk menggambarkan daerah-daerah di lintang 450.

      d.     Proyeksi unik adalah suatu cara memproyeksikan bumi yang lengkung menuju bidang datar dari hasil pengembangan para ahli.



Beberapa contoh proyeksi Unik adalah

       a.      Proyeksi homolografik Mollweide. Dikembangkan oleh Karl.B. Mollweide pada tahun 1805.

       b.      Proyeksi Homolosin Goode.

Dikembangkan oleh Dr. Paul Goode pada tahun 1923.

c.        Proyeksi Eckart IV.

Dikembangkan oleh Prof. Max Eckart.


















Daftar Pustaka



Endrawan, Totok. 2011. Skala Peta dan Proyeksi Peta. Dalam web



https://geografitok.blogspot.com/2011/12/skala-peta-dan-proyeksi-peta.html. Diakses pada tanggal 5 Februari 2019 pukul 23.35 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar