Jumat, 17 Mei 2019

Teori Pengukuran Kerangka Horizontal dan Vertikal



Pertemuan 10
Teori Pengukuran Kerangka Horizontal dan Vertikal
1.       Pengukuran Krangka Horizontal
Pengertian Posisi Horizontal dalam ilmu ukur tanah adalah tempat kedudukan titik dipermukaan bumi yang telah diproyeksikan terhadap suatu bidang datar tertentu yang besarannya ditentukan dengan koordinat kartesian bidang datar ( absis dan ordinat ) dengan cara ILMU PROYEKSI PETA. Ada dua komponen besaran yang harus ditetapkan dalam penentuan posisi yaitu :
a.       Jarak
-  Jarak Datar
-  Jarak Miring
b.      Sudut
-  Sudut mendatar
-  Sudut Miring
-  Sudut Jurusan



       Penentuan titik Tunggal
-  Methoda Polar

Xb = Xa + dab. Sinaab
Yb = Ya + dab. Cosaab



-  Methoda Perpotongan Kemuka

dAC.  Sing   = dAB.  Sinb2             
dBC.  Sin g  = dAB. Sinb1

-  Methoda Perpotongan Kebelakang


       Penettuan Banyak Titik
-          Methoda Poligon
Penentuan posisi horizontal banyak titik dengan cara poligon, untuk pemetaan praktis sering dilakukan.
Dikenal beberapa methoda pengukuran poligon diantaranya :
1.       Poligon Terbuka

2.       Poligon Tertutup

-          Methoda Triangulasi
Methoda ini biasa dilakukan untuk penentuan posisi kerangka horizontal pada daerah yang akan dipetakan, dengan persyaratan setiap titik yang akan ditentukan koordinatnya saling tampak.
Prinsip pengukuran dengan methoda triangulasi adalah pengukuran arah untuk mendapatkan besarnya sudut pada setiap titik yang akan ditentukan koordinatnya.sudut

-          Methoda Trilatersi
Trilaterasi digunakan apabila daerah yang diukur ukuran salah satunya lebih besar daripada ukuran lainnya, maka dibuat rangkaian segitiga. Pada cara ini sudut yang diukur adalah semua sisi segitiga. Metode Trilaterasi yaitu serangkaian segitiga yang seluruh jarak - jaraknya di ukur di lapangan.

1.       Pengukuran Krangka Vertikal
Kerangka dasar vertikal merupakan teknik dan cara pengukuran kumpulan titik - titik yang telah diketahui atau ditentukan posisi vertikalnya berupa ketinggiannya terhadap bidang rujukan ketinggian tertentu.
Bidang ketinggian rujukan ini biasanya berupa ketinggian muka air laut rata - rata (mean sea level - MSL) atau ditentukan lokal. 
1.     Metode sipat datar prinsipnya adalah Mengukur tinggi bidik alat sipat datar optis di lapangan menggunakan rambu ukur.
2.     Pengukuran Trigonometris prinsipnya adalah Mengukur jarak langsung (Jarak Miring), tinggi alat, tinggi, benang  tengah rambu, dan  suclut Vertikal  (Zenith atau Inklinasi).
3.     Pengukuran Barometris pada prinsipnya adalah mengukur beda tekanan atmosfer.
Metode sipat datar merupakan metode yang paling teliti dibandingkan dengan metode trigonometris dan barometris. Hal ini dapat dijelaskan dengan menggunakan teori perambatan kesalahan yang dapat diturunkan melalui persamaan matematis diferensial parsial.

Metode Pengukuran Sipat Datar Optis

Metode sipat datar prinsipnya adalah Mengukur tinggi bidik alat sipat datar optis di lapangan menggunakan rambu ukur. Hingga saat ini, pengukuran beda tinggi dengan menggunakan metode sipat datar  optis masih merupakan cara pengukuran beda tinggi yang paling teliti. Sehingga ketelitian kerangka dasar vertikal (KDV) dinyatakan sebagai batas harga terbesar perbedaan tinggi hasil pengukuran sipat datar pergi dan pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar