Pertemuan 10
Teori Pengukuran Kerangka Horizontal dan
Vertikal
1.
Pengukuran Krangka
Horizontal
Pengertian Posisi Horizontal dalam
ilmu ukur tanah adalah tempat kedudukan titik dipermukaan bumi yang telah
diproyeksikan terhadap suatu bidang datar tertentu yang besarannya ditentukan
dengan koordinat kartesian bidang datar ( absis dan ordinat ) dengan cara ILMU
PROYEKSI PETA. Ada dua komponen besaran yang harus ditetapkan dalam penentuan
posisi yaitu :
a.
Jarak
-
Jarak Datar
-
Jarak Miring
b.
Sudut
-
Sudut mendatar
-
Sudut Miring
-
Sudut Jurusan
•
Penentuan titik Tunggal
- Methoda Polar
Xb = Xa
+ dab. Sinaab
Yb = Ya
+ dab. Cosaab
-
Methoda Perpotongan Kemuka
dAC. Sing
= dAB. Sinb2
dBC. Sin g
= dAB. Sinb1
-
Methoda Perpotongan Kebelakang
•
Penettuan Banyak Titik
-
Methoda Poligon
Penentuan
posisi horizontal banyak titik dengan cara poligon, untuk pemetaan praktis
sering dilakukan.
Dikenal beberapa
methoda pengukuran poligon diantaranya :
1.
Poligon Terbuka
2.
Poligon Tertutup
-
Methoda Triangulasi
Methoda ini biasa dilakukan untuk
penentuan posisi kerangka horizontal pada daerah yang akan dipetakan, dengan
persyaratan setiap titik yang akan ditentukan koordinatnya saling tampak.
Prinsip pengukuran dengan methoda
triangulasi adalah pengukuran arah untuk mendapatkan besarnya sudut pada setiap
titik yang akan ditentukan koordinatnya.sudut
-
Methoda Trilatersi
Trilaterasi
digunakan apabila daerah yang diukur ukuran salah satunya lebih besar daripada
ukuran lainnya, maka dibuat rangkaian segitiga. Pada cara ini sudut yang diukur
adalah semua sisi segitiga. Metode Trilaterasi yaitu serangkaian segitiga yang
seluruh jarak - jaraknya di ukur di lapangan.
1.
Pengukuran Krangka Vertikal
Kerangka dasar
vertikal merupakan teknik dan cara pengukuran kumpulan titik - titik yang telah
diketahui atau ditentukan posisi vertikalnya berupa ketinggiannya terhadap
bidang rujukan ketinggian tertentu.
Bidang ketinggian
rujukan ini biasanya berupa ketinggian muka air laut rata - rata (mean sea
level - MSL) atau ditentukan lokal.
1.
Metode
sipat datar prinsipnya adalah Mengukur tinggi bidik alat sipat datar optis di
lapangan menggunakan rambu ukur.
2.
Pengukuran
Trigonometris prinsipnya adalah Mengukur jarak langsung (Jarak Miring), tinggi
alat, tinggi, benang tengah rambu, dan suclut Vertikal
(Zenith atau Inklinasi).
3.
Pengukuran
Barometris pada prinsipnya adalah mengukur beda tekanan atmosfer.
Metode sipat
datar merupakan metode yang paling teliti dibandingkan dengan metode
trigonometris dan barometris. Hal ini dapat dijelaskan dengan menggunakan teori
perambatan kesalahan yang dapat diturunkan melalui persamaan matematis
diferensial parsial.
Metode Pengukuran Sipat Datar Optis
Metode sipat datar prinsipnya adalah
Mengukur tinggi bidik alat sipat datar optis di lapangan menggunakan rambu
ukur. Hingga saat ini, pengukuran beda tinggi dengan menggunakan metode sipat
datar optis masih merupakan cara pengukuran beda tinggi yang paling
teliti. Sehingga ketelitian kerangka dasar vertikal (KDV) dinyatakan sebagai
batas harga terbesar perbedaan tinggi hasil pengukuran sipat datar pergi dan
pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar