Pertemuan 7
System koordinat
peta dan UTM
Sistem koordinat yang dapat menghubungkan antara satu titik dengan
titik lainnya; suatu sistem koordinat titik di permukaan bumi dimana posisinya
ditentukan oleh perpotongan dua buah garis lengkung bumi, yaitu garis meridian (longitude)
dan garis paralel (latitude).
Koordinat geografi suatu titik di
permukaan bumi ditentukan dari perpotongan meridian dan paralel yang melalui
titik tersebut, besarnya ditentukan dengan :
lintang ( latitude = φ )
Pengertian lintang suatu titik adalah
panjang busur yang diukur pada suatu meridian dihitung dari ekuator sampai ke
paralel yang melalui titik tersebut.
- dari 00 - 900 kearah Kutub Utara
dari ekuator disebut Lintang Utara (LU)
- dari 00 - 900 kearah Kutub Selatan
dari ekuator disebut Lintang Selatan (LS)
bujur
( longitude
= λ )
Pengertian bujur suatu titik adalah
panjang busur yang diukur pada suatu garis paralel antara meridian titik
pengamatan dengan meridian nol (meridian Greenwich).
-
dari 00 - 1800 kearah Barat dari meridian nol disebut Bujur Barat (BB)
-
dari 00 - 1800 kearah Timur dari meridian nol disebut Bujur Timur (BT)
Geographic Coordinate System (GCS)
GCS biasanya disebut dengan datum dan datum adalah bagian dari
GCS. Sebuah GCS menggunakan sistem koordinat bola untuk menunjukkan sebuah
lokasi di permukaan bumi. GCS terdiri dari derajat sudut pengukuran, sebuah
prime meridian, dan sebuah datum.
Sebuah titik direferensikan dengan garis lintang (latitude) dan
garis bujur (longitude). Garis lintang dan garis bujur adalah sudut yang diukur
dari pusat bumi ke permukaan bumi. Satuan ukur dari garis lintang dan garis
bujur adalah derajat.
Projected
Coordinate System (PCS)
Sistem koordinat terproyeksi (projected coordinate system)
adalah proyeksi peta pada bidang dua dimensi. Sistem koordinat terproyeksi
(PCS) berbeda dengan GCS, sistem koordinat terproyeksi memiliki panjang, sudut,
dan luas wilayah yang sama. Dalam sistem koordinat terproyeksi, lokasi
diidentifikasikan sebagai koordinat (x, y) pada sebuah grid.
SISTEM GRID UNIVERSAL TRANSVERSE MERCATOR (UTM)
Sistem UTM (Universal Transvers
Mercator ) dengan system koordinat WGS 84 sering digunakan pada pemetaan
wilayah Indonesia. UTM menggunakan silinder yang membungkus ellipsoid dengan
kedudukan sumbu silindernya tegak lurus sumbu tegak ellipsoid (sumbu perputaran
bumi) sehingga garis singgung ellipsoid dan silinder merupakan garis yang
berhimpit dengan garis bujur pada ellipsoid. Pada system proyeksi UTM
didefinisika posisi horizontal dua dimensi (x,y) menggunakan proyeksi silinder, transversal, dan conform
yang memotong bumi pada dua meridian standart. Seluruh permukaan bumi dibagi
atas 60 bagian yang disebut dengan UTM zone. Setiap zone dibatasi oleh dua meridian
sebesar 6° dan memiliki meridian tengah sendiri. Sebagai contoh, zone 1 dimulai
dari 180° BB hingga 174° BB, zone 2 di mulai dari 174° BB hingga 168° BB, terus
kearah timur hingga zone 60 yang dimulai dari 174° BT sampai 180° BT. Batas
lintang dalam system koordinat ini adalah 80° LS hingga 84° LU. Setiap bagian
derajat memiliki lebar 8 yang pembagiannya dimulai dari 80° LS kearah utara.
Bagian derajat dari bawah (LS) dinotasikan dimulai dari C,D,E,F, hingga X
(huruf I dan O tidak digunakan). Jadi bagian derajat 80° LS hingga 72° LS diberi
notasi C, 72° LS hingga 64° LS diberi notasi D, 64° LS hingga 56° LS diberi
notasi E, dan seterusnya.
Ketentuan
UTM
1) Bidang silinder memotong bola bumi
pada dua buah meridian yang disebut meridian standar dengan faktor skala 1. 2.
2) Lebar zone 6° dihitung dari 180°
BB dengan nomor zone 1 hingga ke 180° BT dengan nomor zone 60. Tiap zone
mempunyai meridian tengah sendiri. 3.
3) Perbesaran di meridian tengah =
0,9996. 4.
4) Batas paralel tepi atas dan tepi
bawah adalah 84° LU dan 80° LS.
Ciri
Proyeksi UTM
1) Proyeksi bekerja pada setiap
bidang Ellipshoid yang dibatasi cakupan garis meridian dengan lebar yang
disebut zone. 2.
2) Proyeksi garis meridian pusat (MC)
merupakan garis vertikal pada bidang tengah
poyeksi.
3) Proyeksi garis lingkar equator
merupakan garis lurus horizontal di tengah bidang proyeksi.
4) Grid merupakan perpotongan
garis-garis yang sejajar dengan dua garis proyeksi pada butir dua dan tiga dengan interval sama.
Jadi garis pembentukan gridn bukan hasil dari garis Bujur atau Lintang
Ellipshoide (kecuali garis Meridian Pusat dan Equator).
5) Penyimpangan arah garis meridian
terhadap garis utara grid di Meridian Pusat = , atau garis arah meridian yang
melalui titik luar Meridian Pusat tidak sama dengan garis arah Utara Grid Peta
yang disebut Konvegerensi Meridian. Dalam luasan dan skala tertentu tampilan
simpangan ini dapat diabaikan karena kecil.